MENYONGSONG LANGIT DAN BUMI YANG BARUWahyu 21: 1-4
Pada mulanya Allah menciptakan seluruh alam semesta, seluruh atom, seluruh ion dan elektron dan proton dan netron, dan seluruh bintang-bintang dan planet-planet di dalam orbit mereka masing-masing. Allah menciptakan segala sesuatu di dalam permulaan. Semuanya memiliki sebuah permulaan. Di suatu tempat, segala sesuatu yang kita lihat memiliki permulaan dan Allah yang melakukannya. Itu berarti Allah melakukannya dengan sempurna. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
Kemudian sebuah bencana besar melanda alam semesta ciptaan Allah. “Dan bumi menjadi kacau-tohu wa bohu.” Tohu, (“tanpa bentuk”), sebuah kerusakan yang sangat luas dari kegelapan, menjadi tandus dan serta tidak menghasilkan.
Kita diberitahukan dalam Yesaya pasal 14 bahwa kemudian Setan membuat bumi ini menjadi porak poranda, menjadi sebuah padang gurun. Di mana saja dosa masuk ke dalam hidup manusia atau di dalam alam semesta Allah, ia akan membawa kekacauan dan kehancuran dan penderitaan serta kegelapan. Dan itulah yang telah terjadi di bumi.
Seperti pada mulanya, ciptaan Allah yang indah dihancurkan oleh dosa melalui Setan, melalui dosa—melalui ular, juga melalui orang tua kita yang pertama. Dan bumi menjadi jatuh. Dan tanah kemudian dikutuk. Kapan saja kita melihat seseorang keluar dari ladang, membajak, merobek-robek tanah, dengan gigi besi dari penggaru itu menghancurkan bumi. Semak-semak tumbuh. Tumbuhan berduri tumbuh. Rumput-rumput liar tumbuh. Bumi dikutuk. Seluruh planet jatuh ke dalam dosa. Dan sejak saat itu kisah selanjutnya dipenuhi dengan penderitaan dan rasa sakit dan kematian umat manusia.
Bumi baru, dan Yerusalem baru, semua akan diatur sesuai dengan rancangan dan tujuan Tuhan. “Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.” (Wahyu 22: 2). Ini menunjukkan bahwa keabadian di bumi baru akan bergantung pada kesetiaan orang dalam menelan atau menggunakan “daun pohon kehidupan” secara berkala. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun tidak ada rasa sakit, masih ada ketergantungan pada penyediaan Tuhan yang berkelanjutan. Melalui ketaatan penuh di bumi menyongsong langit dan bumi yang baru.
Apa pun masalah, kesedihan sudah berakhir. Tidak akan ada lagi duka, tangis, atau kesakitan. Juga tidak ada lagi kematian. Kematian dilemparkan ke dalam lautan api. (Wahyu 21: 14). Kematian adalah keterpisahan, khususnya keterpisahan dari rancangan Tuhan. Di bumi baru, dan Yerusalem baru, semua akan diatur sesuai dengan rancangan dan tujuan Tuhan. Kota itu akan menjadi kota damai. Namanya memiliki arti “kota damai.” Shalom—Yeru-shalom (Kota Damai). Dan itu akan menjadi markas utama kita orang percaya. Alamat rumah ibukota kita, sebuah langit baru dan bumi yang baru dan Yerusalem baru. Sebuah kota yang baru dari Tuhan, maka marilah kita songsong! Amin. Selamat hari Minggu! -NS-
0 Komentar