SIAP
SEDIA MEMBERITAKAN FIRMAN TUHAN
2
Timotius 4:1-5
Dalam
Hidup ini selalu ada pilihan. Masalahnya Anda memilih apa? Misalnya tentang
pekerjaan, jodoh, studi, kosan tempat tinggal, pesanan makanan, alat
transfortasi, gajet, banyak lagi. Orang percaya juga harus memilih “Tuhan” atau
“dunia”? Menyatakan diri seorang Kristen belum tentu memilih hidup di dalam
Tuhan. Karena ada orang Kristen juga terlibat melakukan hal yang tidak
dikehendaki Tuhan. Ketika memilih hidup di dalam Tuhan tentu ada konsekwensinya.
Dalam
Alkitab, beberapa tokoh yang salah dalam mengambil pilihan misalnya Adam dan
Hawa, jatuh ke dalam dosa karena memakan buah pengetahuan yang baik dan jahat. Kain
membunuh adiknya Habel karena cemburu. Esau yang menukarkan hak kesulungannya
kepada Yakub. Yudas
Iskariot menjual Yesus.
Dalam
Alkitab, beberapa tokoh yang benar dalam mengambil pilihan misalnya rasul Paulus
menggembalakan anak rohaninya Timotius, supaya terus memberitakan Firman Tuhan
dengan penuh kesiapsediaan. Paulus mengharapkan Timotius bisa mengambil
keputusan yang tepat tanpa ada keraguan sedikit pun, karena tugas panggilannya
adalah tugas yang sangat mulia, yakni pekabaran Injil Kristus (ay.1). Timotius masih
muda, tentu ada banyak tantangan yang dihadapinya. Rasul Paulus memastikan
bahwa Timotius tidak terpengaruh oleh ketakutan atau kecemasan yang bisa
menghambatnya dalam memenuhi panggilannya (lih. 2 Tim. 3:14-15). Rasul Paulus
sebagai guru rohaninya, mendorong dengan penuh keyakninan supaya Timotius
segera mengambil kesempatan yang diberikan kepadanya, memberitakan Injil, baik
atau tidak baik waktunya (ay.2). Timotius harus menguasai diri dalam segala
hal, sabar menderita, melakukan pemberitaan Injil, dan menunaikan tugas-tugas
pelayanannya (ay. 5).
Seperti
Timotius melayani Tuhan mari menyegarkan komitmen kita tetap percaya dan
mengikut Tuhan walau menghadapi banyak tantangan! Dengan menjadi pemberita firman
Tuhan di tengah-tengah keluarga di tempat bekerja dan masyarakat luas. Janganlah
kiranya kerajinanmu kendor tetapi tetaplah layani Tuhan. Memberitakan kebaikan
Tuhan.
Di hadapan Tuhan “mau dan taat” itu
lebih penting dari “kemampuan”. Tuhan marah kepada Musa yang tidak mau banyak alasan
dan tidak taat. "Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara,
dahulu pun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mu pun tidak, sebab
aku berat mulut dan berat lidah." (Kel.
4: 10).
Mari bersiap-sedia dalam
memberitakan kabar sukacita (Injil) Kristus ke dunia ini, karena kita
adalah rekan sekerja Allah dan biarkan Allah yang memakai kita. Menjadi
orang-orang yang bertanggung jawab di hadapan Tuhan. Sehingga kelak ketika
Tuhan memanggil kita, Dia akan berkata: “Baik sekali perbuatanmu itu, hai
hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan
memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan
turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.” (Mat. 25:21). Amin. -MHO-
0 Komentar