PERTOLONGAN
KITA ADALAH DALAM NAMA TUHAN
Mazmur 124: 1-8
Satu cerita tolong menolong antar sesama. Satu pagi di
hari yang cerah, seperti biasa bapak Alef berangkat ketempat kerja. Sesampainya di
jalan raya, sepeda motornya kehabisan bensin. Bapak Alef memang tipe orang yang
sering lalai. Ia tidak mengontrol bensin, selain karena jarum pengontrol bensin
motornya tak berfungsi. Jarak ke pom bensin cukup lumayan jauh jadi motor yang selalu
setia menemaninya untuk bekerja, ia dorong dan tuntun sendiri. Di Tengah
situasi itu, dalam benaknya ia berkata sendiri; "Ko orang di jalanan
sebanyak ini tidak ada yang turun menolong saya yah?" Ia menghela nafas panjang, memaklumi semuanya, semua
orang buru-buru mengejar waktu segera tiba di tempat kerja masing-masing. Karena
tuntutan disiplin waktu ke tempat kerja. Setelah cukup lama menuntun sepeda
motornya, tak lama kemudian seseorang menyapa; "Pak, bensin habis yah?
Monggo (mari) saya bantu dorong ke pom bensin," katanya dengan
riang gembira. Saya pun menyambut baik niatan si penolong tersebut. Usai
berbincang sebentar lalu saya menaiki motor dan lantas kaki kiri si penolong
tadi itu di tempelkan ke knalpot motor pak Alef. Akhirnya motor tanpa bensin
melaju mulus sampai ke pom bensin.
Di sepanjang hidup kita di dunia ini, Tuhan selalu
menolong dengan cara tidak terduga. Pernahkah kita merenungkan
perbuatan-perbuatan hebat yang telah Tuhan lakukan, lalu kita menyampaikan
syukur kepadaNya?
Pemazmur begitu menyadari pertolongan Tuhan atas
Israel setelah merenungkan kembali perjalanan dan sejarah hidup bangsanya,
keluar dari Mesir melewati laut Teberau terbelah (ay.4). Betapa banyak musuh
yang ingin menyerang dan menghancurkan, hendak menelan mereka hidup-hidup
dengan amarah yang menyala-nyala (ay.3). Meski mereka menghadapi banyak
ancaman. Karena pertolongan Tuhan pencipta alam semesta mereka luput dari
bahaya. (ay. 6,8). Pemazmur mengatakan, jika Tuhan pencipta semesta memihak
kepada mereka, tidak ada satu ciptaan pun yang bisa menyakiti mereka? Israel
luput seperti burung dari jerat penangkapnya, bahkan jerat itu pun telah
terputus (ay.7). Dengan kata lain, Karena Tuhan, tidak ada ancaman yang berarti
bagi mereka. Pengalaman inilah yang membuat pemazmur memuji dan mengagungkan
Tuhan.
Sepanjang sejarah, manusia beriman tak henti-hentinya
mengalami ancaman kemelut. Dengan Allah akan kita lakukan
perbuatan-perbuatan gagah perkasa, sebab Ia sendiri akan menginjak-injak para
lawan kita. (Maz. 108: 14). Dengan kesaksian pemazmur ini, baiklah iman kita
makin bertumbuh dan teguh untuk percaya kepada Tuhan sepenuhnya. Kita harus
yakin dan percaya bahwa jika Tuhan telah menciptakan kita, maka Dia jugalah
yang akan memelihara hidup kita dan menjaga kita dari segala macam ancaman yang
ada. Namun, tentu saja kita harus hidup sesuai dengan yang Tuhan kehendaki,
sehingga Dia senantiasa memihak kepada kita. Totalitas keberadaan umat percaya
ada dalam tanganNya, tidak dibiarkannya seorang pun atau kuasa mana pun merebut
umatNya dari tanganNya.
T |
uhan Yesus telah mati di kayu salib untuk
menebus kita, kita milikNya. Pertolongan kita adalah dalam namaNya. Mari
senantiasa bersyukur atas perbuatan-perbuatan ajaib yang sudah Tuhan lakukan
kepada kita. Amin. -NS-
0 Komentar