MINGGU X SETELAH TRINITATIS, 13 AGUSTUS 2023

 MENJADI BERKAT DI DALAM TUHAN
Kejadian 39: 1- 5

 

Setiap orang pernah jatuh bangun dalam hidupnya. Jika itu terjadi bagaimana kita meresponsnya? Sekalipun keadaan sangat kacau, tetaplah menaati Tuhan dan menjadi berkat di dalam Tuhan.

Yusuf mengandalkan penyertaan Tuhan dan selalu menghormati Tuhan dalam pekerjaannya. Di mata manusia, perjalanan Yusuf mungkin terlihat lambat dan penuh hambatan. Tapi Tuhan tahu yang terbaik. Penyertaan-Nya membawa Yusuf meraih hasil yang tak pernah ia bayangkan. dari seorang budak belian yang sangat rendah nilainya, ia menjadi orang kepercayaan di rumah Potifar, seorang pejabat istana (ayat 1). Beberapa tahun kemudian, ia bahkan menjadi orang nomor dua di kerajaan Mesir (Lihat Kej. 41:41).

Ketika masih di rumah ayahnya, Yusuf merupakan anak kesayangan (Kej. 37). Namun di kemudian hari oleh saudara-saudaranya, Yusuf harus keluar dari zona nyaman – karena dikasihi dan diistimewakan ayahnya. Dipaksa untuk siap menghadapi sebuah tantangan baru. Setelah dijual oleh saudara-saudaranya, dia harus menjadi budak di rumah Potifar. Dia yang tadinya anak emas, kini harus rela jadi budak belian. Tentu ini merupakan keadaan yang berat bagi dia. Dalam setuasi sulit ini, Allah setia menemani Yusuf. Di rumah Potifar Allah membuat berhasil semua yang dikerjakannya. Bahkan, rumah Potifar diberkati-Nya karena Yusuf. Jadi, tidak mengherankan kalau Potifar percaya penuh pada Yusuf sampai rumah dan segala miliknya dipercayakan kepada Yusuf (2-6). Kita boleh berpendapat bahwa Yusuf adalah orang yang bernasib mujur. Namun sebenarnya, ini semua merupakan buah ketaatan dan kedekatan Yusuf dengan Tuhan. Penyertaan Tuhan memberi kemampuan untuk bertahan dalam kondisi yang sulit dan melihat dengan iman, peluang dan kesempatan, melihat jauh ke depan pada janji Tuhan yang akan digenapi. Penyertaan Allah membuat kita berhasil dengan apa yang kita kerjakan di manapun dan situasi apapun.

Inilah dinamika iman yang sejati, yang mengenapkan rencana Allah dalam hidup Yusuf, tentu juga dalam hidup kita masing-masing. Dimulai dari seorang anak yang dijual menjadi budak dan selanjutnya diangkat menjadi tuan atas seluruh rumah Potifar. Selanjutnya, karena ia tetap memilih mempertahankan kekudusannya maka ia harus membayar mahal dengan masuk dalam penjara. Memang, Tuhan tidak menjamin bahwa semua akan baik-baik saja. Tetapi, Ia berjanji bahwa penyertaan-Nya akan selalu ada bagi kita. Karena itu kita hendaklah selalu bersyukur, karena Tuhan selalu menyertai orang yang bersandar kepada-Nya. Walaupun kita jatuh, kalah, atau gagal, jangan menyerah karena tangan Tuhan, yang tidak terlihat, akan menolong dan selalu menopang. Masalah apapun yang Tengah kita hadapi saat ini, tidak dapat membatalkan rencana Allah digenapi atas kehidupan kita, dan penyertaan-Nya akan membentuk kita menjadi pribadi yang dewasa dan tangguh menghadapi kesukaran yang terjadi saat ini. Amin. Selamat hari Minggu! -NS-

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement