MAKANAN DAN MINUMAN ADALAH PEMBERIAN ALLAH
Matius 14: 13-21
Pada saat itu kekaisaran Romawi abad pertama ditandai kerawanan pangan dan banyak orang tengah berjuang untuk mendapatkan makanan dan nutrisi yang memadai. Kekaisaran Romawi saat itu condong kepada sekelompok kecil elit penguasa yang menikmati kelimpahan makanan dengan kualitas yang baik. Tetapi sebagian besar penduduk hidup dengan asupan makanan yang tidak memadai. Keadaan ini nyata dalam Doa Bapa Kami agar Allah menyediakan makanan secukupnya setiap hari. (Mat. 6: 11). Tradisi Alkitabiah dengan terang mengidentifikasi kehendak Allah agar orang yang lapar diberi makan. Sebagaimana Allah menyediakan makanan bagi generasi padang gurun (Kel. 16). Yehezkiel mengutuk para pemimpin atau “gembala” Israel karena gagal memberi makan domba (rakyat) gembalaanya. (Yeh. 34: 1-10). Nabi Yesaya menyatakan kehendak Allah agar orang-orang “membagi rotimu dengan yang lapar” (Yes. 58: 7,10).
Dalam injil Matius ini, Yesus mendukung praktik belas kasih dengan mendistribusikan makanan kepada mereka yang membutuhkan (Mat. 6: 2-4). Dia membela praktik penyediaan makanan sebagai cara untuk menghormati hari Sabat (Mat. 12: 1-8). Ia juga menyatakan bahwa bangsa-bangsa akan dihakimi berdasarkan apakah mereka telah menyediakan makanan bagi yang lapar. (Mat. 25: 32-42). Tindakan Yesus menyoroti ketidakadilan dunia Romawi saat itu dengan tindakan yang mewujudkan kehendak Allah untuk memberi makan orang-orang yang lapar dan yang mengantisipasi zaman yang akan datang di mana Allah akan menyediakan makanan yang berlimpah. Kejadiannya di tempat sepi atau tempat belantara. Membangkitkan ingatan kisah Israel dalam kitab Keluaran, di mana Tuhan memberi makan generasi padang gurun (Mat. 14:21). Ini terjadi Ketika Yesus menarik diri dari keramaian, setelah Herodes dan Herodias membunuh Yohanes Pembaptis (Mat. 14: 1-12), sama seperti Musa mundur dari Firaun (Kel. 2: 15). Yesus menjauhkan diri dari jangkauan Romawi. Murid-murid Yesus berkata: "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa." Tetapi Yesus berkata kepada mereka: "Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan." Maka Yesus memberlakukan kehendak Allah agar orang yang lapar diberi makan. Maka “Semua orang makan sampai kenyang.” (Mzm 107: 9). “Sebab dipuaskan-Nya jiwa yang dahaga, dan jiwa yang lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikan.” Tuhan campur tangan dengan melipatgandakan sumber daya yang terbatas sehingga ada makanan yang melimpah. Lima ribu orang laki-laki, turut juga perempuan dan anak-anak yang diberi makan, ada sisa makanan dua belas bakul penuh. Yesus menunjukkan bahwa keTuhanannya atas sumber makanan ini sama seperti dia mendemonstrasikan otoritasnya atas penyakit, dosa, Sabat, kehidupan manusia, angin, dan laut.
Yesus adalah Mesias, dan sebagai Mesias Ia dapat dan akan memenuhi semua kebutuhan umat-Nya Israel (sebelum Ia memenuhi kebutuhan bangsa-bangsa lain). Ini akan Dia lakukan pada saat yang tepat; dan sekaligus itu adalah pertanda dari apa yang akan Dia lakukan di akhir zaman. Percayalah! Amin. Selamat hari Minggu! -NS-
0 Komentar