MINGGU V SETELAH TRINITATIS, 09 JULI 2023

 MENCINTAI HUKUM ALLAH
Roma 7: 15-25
 

Hukum adalah kumpulan peraturan yang terdiri atas norma dan sanksi-sanksi. Hukum adalah sesuatu yang berkaitan erat dengan kehidupan manusia merujuk pada sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan penegakan hukum oleh kelembagaan penegak hukum karena segala kehidupan manusia dibatasi oleh hukum. Hukum mengatur sanksi bagi penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi, dan masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak sebagai perantara utama dalam hubungan sosial antar masyarakat terhadap pelanggaran hak individu dalam hukum perdata, dan hukum pidana yang mengupayakan cara negara untuk menuntut pelaku pelanggaran hukum publik.

Sedangkan hukum Allah berisi sepuluh perintah. Ada dalam Alkitab kitab Keluaran 20. Prinsip dasar dari hukum Allah adalah kasih. Kasih adalah kegenapan Taurat. (Roma 13: 10). Tidak berbuat jahat kepada sesama manusia. Yesus berkata: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah yang terutama dan yang pertama. Dan yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua inilah tergantung seluruh Taurat dan kitab para nabi.” (Mat.22: 37-40). Melalui Yesus, hubungan kita dengan hukum Allah dijelaskan. “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari Taurat, sebelum semuanya terjadi.” (Mat.5: 17-18). Hukum Allah memberikan petunjuk, bukan pembenaran. Orang yang berbuat dosa, melanggar hukum Allah; membenarkan diri. Sebab dosa adalah pelanggaran terhadap hukum Allah. (1 Yoh. 3: 4).

Sebagai seorang Farisi, Paulus tidak menggambarkan dirinya sebagai hamba dosa, tetapi perjumpaannya dengan Yesus menunjukkan kepadanya bahwa dia memang hamba dosa. Melalui semangatnya untuk hukum, dia terdorong untuk menganiaya Yesus dan gereja. Karena semua itu, dia mengaku yang paling berdosa (1 Tim.1: 15). Paulus sadar akan perang yang terjadi di dalam dirinya. Bagian dari dirinya yang mencintai hukum Allah sedang berperang dengan bagian yang membuatnya menjadi “penawanan di bawah hukum dosa.” Ia terus berjuang dan di “dalam dirinya”, ia terus “menyukai hukum Allah” (ay.22). Begitu dia menyadari bahwa kebenaran Tuhan jauh lebih dalam daripada hukum, dia juga menyadari betapa banyak dosa yang telah menjangkitinya.

Adalah Allah, yang bekerja melalui Yesus Kristus, yang akan menyelamatkan dia dari tubuh maut dan kita juga. Maka tugas kita adalah untuk mencintai dan menuruti hukum Allah. Amin. Selamat hari Minggu! -NS-

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement