MINGGU VI SETELAH TRINITATIS, 16 JULI 2023

  

PEMELIHARAAN ALLAH BAGI UMAT-NYA
Mazmur 65: 1-9

 

Bersyukur menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) adalah berterimakasih kepada Allah. Bersyukur adalah sebuah ekspresi manusia sebagai wujud pengakuan dan penghargaan kepada Allah. Bersyukur adalah satu hal yang harus dilakukan orang percaya. Orang percaya mampu bersyukur atas segalanya dan dalam segala hal. Saat menerima segala sesuatu, baik itu yang menyenangkan maupun tidak, tetap mengucap syukur karena semuanya berasal dari Tuhan. Demikian bersyukur adalah ungkapan hati dalam keadaan senang dan gembira atau juga sedang menghadapi masalah. Artinya seseorang bersyukur tentulah karena percaya kepada Tuhan, bahwa Tuhanlah yang menyelenggarakan kehidupannya. Janganlah kita menyatakan ungkapan syukur karena kepuasan material sesaat. Tetapi bersyukurlah karena “Pemeliharaan Allah Bagi Umat-Nya.” Tuhan Allah adalah pemilik hidup dan sumber berkat manusia. Oleh sebab itu bersyukur dalam keadaan susah dan senang, hendaknya kita terima dalam ucapan syukur.

Dalam Perjanjian Lama, ucapan syukur merupakan hal mendasar dalam kehidupan umat Allah. Liturgi di bait suci mengungkapkan persembahan syukur, pujian, dan menyanyikan mazmur secara teratur sebagai ucapan syukur kepada Tuhan. Mazmur Pasal 65: 1-14 dikenal sebagai salah satu Mazmur Daud yang dinyanyikan dalam ibadah. Syairnya mengungkapkan: Tuhan Allah mendengarkan dan menjawab doa pengakuan dosa dan keinginan umat untuk bertobat. “Bilamana pelanggaran-pelanggaran kami melebihi kekuatan kami, Engkaulah yang menghapuskannya. Berbahagialah orang yang Engkau pilih dan yang Engkau suruh mendekat untuk diam di pelataran-Mu! Kiranya kami menjadi kenyang dengan segala yang baik di rumah-Mu, di bait-Mu yang kudus.” (ayat 4-5). Ucapan syukur umat yang dipulihkan dengan membawa nazar, adanya pengakuan dan janji dalam bentuk pemberian diri, korban syukur. (Mzm 66: 13; 56: 13; 116:18) Karena Tuhan Allah yang telah menguduskan umat dari kesalahannya. (ayat 4b). Dan nazar dibawa dalam ungkapan syukur di pelataran Tuhan Allah sebagai wujud ketaatan dan kesetiaan umat atas kasih-Nya. Para imam diperbolehkan datang mendekat ke hadapan Tuhan membawa korban syukur di pelataran-Nya (Im.21:17) Umat Allah juga diwajibkan membawa korban syukur. “Kiranya kami menjadi kenyang dengan segala yang baik di rumah-Mu, di bait-Mu yang kudus.” (ayat 5. Band. Kel.19:16) Yesus Kristus sebagai Imam besar menyempurnakan korban syukur penghapus dosa.

Tuhan Allah menyatakan diri dengan perbuatan-perbuatan yang dahsyat dengan keadilan. Kedahsyatan-Nya menimbulkan kekaguman dan rasa takut orang yang diam di ujung-ujung bumi. Kita sudah ditebus dari belenggu dosa itu pemeliharaan Allah bagi umat-Nya. Hal ini merupakan alasan yang mendasari rasa syukur kita. Amin. Selamat hari Minggu! -NS-

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement