MINGGU IV SETELAH TRINITATIS, 02 JULI 2023

 HIDUP DALAM KEADILAN DAN KASIH SETIA TUHAN
Mazmur 89: 15-18
 

Hidup tidak selalu adil. Sebagaimana Pengkhotbah katakan, “Lagi aku melihat di bawah matahari bahwa kemenangan perlombaan bukan untuk yang cepat, dan keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat, juga roti bukan untuk yang berhikmat, kekayaan bukan untuk yang cerdas, dan karunia bukan untuk yang cerdik cendekia, karena waktu dan nasib dialami mereka semua.” (Pengkhotbah 9: 11). Pemazmur juga mengaku bahwa ada orang-orang kejam yang berniat menghancurkan hidupnya. Dia meminta agar Tuhan melindunginya dari orang-orang ini, tetapi lebih dari itu, dia meminta agar Tuhan melakukan kepadanya suatu tanda kebaikan, supaya orang-orang yang membencinya melihat dengan malu, bahwa Engkau, ya TUHAN, telah menolong dan menghiburkannya. (ayat 17). Artinya, keadilan itu tidak terlepas dari kebenaran dan penerapan hukum yang benar, yang sesuai.

Dalam Alkitab, keadilan dan belas kasihan adalah perbuatan Tuhan sendiri. Allah menyatakan diri sebagai Allah yang adil dan yang setia. Keadilan Allah itu nyata dalam segala perbuatan, hukum, bahkan penghukuman-Nya (1 Samuel 12: 7; Mazmur 19: 10-11; Roma 2: 5). Ketika Alkitab berbicara tentang keadilan Allah, Alkitab sering menyandingkannya dengan kasih setia-Nya. Maka dapat dilihat bahwa keadilan Allah tidak terpisahkan dari kasih setia-Nya. Dia berlaku adil juga setia kepada ciptaan-Nya (Yeremia 32: 19).

Keadilan adalah suatu syarat atau keadaan hidup di kerajaan Allah. Sebagaimana nabi Yesaya katakan: “Orang yang hidup dalam kebenaran, yang berbicara dengan jujur, yang menolak untung hasil pemerasan, yang mengebaskan tangannya, supaya jangan menerima suap, yang menutup telinganya, supaya jangan mendengarkan rencana penumpahan darah, yang menutup matanya, supaya jangan melihat kejahatan.” (Yesaya 33: 15). Karena keadilan dan kejujuran adalah sifat Allah.

Orang beriman dalam hidupnya terpanggil untuk mewujudkan keadilan dan kebenaran. Dalam hal ini perlu belajar dari Pemazmur “Tetapi Engkau, ya Tuhan, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih dan setia.” 

Pada akhirnya kita tidak pernah pandai memikirkan bagaimana Tuhan mengatur keadilan dan kasih setia-Nya. Dalam khotbah ini pemazmur meminta “Lakukanlah kepadaku suatu tanda kebaikan”. Orang percaya selalu menemukan tanda bahwa keadilan dan kasih setia Tuhan terus bergerak di dalam Yesus Kristus, bahwa kerajaan-Nya telah dan sedang berkembang di bumi seperti di surga. Maka marilah hidup penuh syukur selalu hidup dalam keadilan dan kasih setia Tuhan. Amin. Selamat hari Minggu! -NS-

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement