BANGSA-BANGSA
MELIHAT KEBENARAN DAN KEMULIAAN
TUHAN
(Yesaya 62:1-5)
S |
alah satu
pengampunan terindah di antara manusia adalah ketika seorang suami mengampuni
istrinya atau sebaliknya dari kekurangan dan kesalahannya serta menerimanya
kembali menjadi pasangannya. Kiasan ini sering dipakai di dalam Alkitab untuk
menggambarkan kasih Allah kepada umat-Nya.
Karena dosa, mereka dihukum dibuang ke Mesir, dibuang ke Babel dan
menjadi budak di sana. Allah melihat penderitaan bangsa Israel di perbudakan,
Allah berinisiatif untuk membebaskan umat-Nya dari kesengsaraan dan perbudakan
itu. Allah menerima kembali Israel menjadi umat-Nya. Allah memaafkan bangsa
Israel yang telah berbuat dosa.
Allah menyuruh dan mengutus Nabi Yesaya untuk memberitakan janji
keselamatan kepada bangsa Israel. Janji keselamatan itu, pemulihan bagi umat
Allah (ay.1). Yesaya dengan berapi-api mengabarkan kabar kelepasan ini karena
setelah sekian lama di dalam perbudakan mereka akan merasakan kebebasan dari Babel.
Adapun janji keselamatan itu, Sion akan dipulihkan menjadi bangsa yang benar
dan mulia serta memiliki nama baru yang berasal dari Tuhan sendiri (ay.2-3).
Hubungan yang pulih antara Israel dengan Tuhan itu digambarkan seperti sepasang
mempelai. Israel yang digambarkan sebagai seorang istri yang telah “diceraikan”
Allah karena perbuatan dosa mereka kini diterima kembali sebagai istri yang
dikasihi (ay.4). Allah yang menerima Israel kembali digambarkan seperti seorang
jejaka menikahi seorang gadis (ay.5).
Bangsa itu akan menyandang status yang baru, dahulu mereka adalah umat
buangan, sekarang mereka dipulihkan dan diselamatkan oleh Allah. Girangnya hati
Allah karena pulihnya hubungan Allah dengan bangsa Israel seperti seorang suami
yang merindukan kembalinya istri yang dikasihinya. Dari sini kita melihat bahwa
kasih Allah sungguh tidak terbatas. Allah selalu menjaga dan memelihara umat-Nya.
Allah sebenarnya senantiasa menginginkan umatnya untuk terus bersukacita dan
merasakan kelepasan dari Tuhan, namun Allah ingin umat-Nya bukan hanya sekedar
menerima keselamatan melainkan turut serta menyerukannya keselamatan yang dari
Tuhan.
Begitu pula dengan kita, firman Tuhan ini mengajarkan bahwa Allah terus
menerus mengasihi kita, oleh pengampunan-Nya kita dianggap-Nya sebagai anak-Nya.
Sebesar apapun kesalahan kita, Allah bersedia mengampuni kita. kita telah
menerima keselamatan dari Allah dan telah menerima keselamatan itu melalui
kematian Tuhan Yesus di kayu salib.
Keselamatan itulah yang harus kita beritakan kepada semua orang supaya
semua bangsa mengenal kasih, kebenaran dan kemuliaan Allah. janganlah kita
berdiam diri atas semua perbuatan Allah dalam hidup kita. Kita harus mengumandangkan
kabar baik ini. Oleh karena itu, setiap orang yang percaya harus pergi
memberitakan kabar sukacita ini kepada setiap orang yang kita temui. Maka bangsa-bangsa
melihat kebenaran dan kemuliaan Tuhan.
Amin. -MHO-
0 Komentar