MINGGU XI DUNG TRINITATIS, 11 AGUSTUS 2024

 HIDUP BARU DALAM KASIH KRISTUS

Efesus 4: 25-32




 

Ada orang yang memiliki pemahaman yang salah tentang hidup baru. Menganggap bahwa hidup yang baru adalah kelahiran kembali seseorang dari rahim ibunya (lih. Yoh. 3:4). Yesus sudah menjelaskan bahwa hidup baru sebuah kehidupan di dalam Kristus di mana orang yang dulunya berdosa, bertobat kepada Tuhan, hidup melakukan yang berkenan kepada Tuhan. (Yoh. 3:16). Hal inilah jugalah yang diajarkan oleh Paulus kepada jemaat di Efesus perikop ini.

 

Paulus mengajak jemaat di Efesus untuk dapat menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru. Pada masa itu, pemerintahan bangsa romawi, ada tiga kota besar dengan penyembahan berhala yang kuat, yaitu Alexandria (Mesir), Kaisaera dan Efesus. Efesus adalah sebuah kota perdagangan, di mana ada sebuah ritual yang dipercayai bahwa sebagai syarat penglaris maka para pedagang harus pergi ke kuil dan “tidur” dengan pelacur bakti yang sudah disediakan. Singkatnya saat itu kota Efesus salah satu kota besar pusat penyembahan dewa-dewi Yunani. Di sama mereka menjual souvenir bebentuk dewa-dewi sesembahan mereka.

 

Nasehat yang berisi anjuran, petunjuk, peringatan, teguran, kepada umat percaya di kota Efesus merupakan bagian inti isi surat Rasul Paulus ini. Paulus mengatakan kepada jemaat di Efesus agar masing-masing menjaga kekudusan dirinya untuk tidak terpengaruh kekafiran. (Ef.3:16-17). Karena setiap orang percaya telah ditebus dengan kematian Tuhan Yesus di kayu salib. Tuhan Yesus telah menyelamatkan dengan orang percaya harus hidup sesuai dengan kehendak Allah. Jemaat diajak betul-betul keluar dari kegelapan menuju terang Kristus Yesus yang adalah kepala Gereja. Meninggalkan manusia lama yang bobrok dan rusak. Paulus berkata “Kamu dahulu sudah mati karena pelanggara-pelanggaran dan dosa-dosamu.” Kita hidup secara fisik, tapi mati secara roh dan iman (Ef. 2:1). Tuhan menginginkan kita untuk menjadi manusia baru yang hidup di dalam Kristus Yesus. Membuang dusta dan mengatakan yang benar, menggunakan kata-kata yang baik, membangun Persekutuan di dalam Tuhan. (Ay.25). Bukan memelihara kemarahan dan dendam, tetapi menyelesaikan konflik dan masalah dengan cara damai. (Ay.26). Bukan mencuri, tapi murah hati. Bukan pendendam tapi pengampun.  Manusia baru mampu mengendalikan hawa nafsu (Ay.28-29).

 

Manusia baru yang hidupnya penuh dengan pimpinan Roh Kudus (Ay.30), aktivitas hidupnya “ramah terhadap seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.” (Ayat 32). Menjadi berkat bagi banyak orang.

 

Ketika orang bertobat dan mengerti bahwa penyembahan berhala itu tidak berkenan di hadapan Allah, maka industri prostitusi/pelacuran bakti berikut souvenir yang diperdagangkan mulai ditinggalkan. Pertobatan ini merugikan industri ini. Kegelisahan para pengusahanya diwujudkan dengan menyebutkan bahwa rasul Paulus adalah musuh pemerintahan – sedang merencanakan pemberontakan.  Inilah latar belakang penulisan kitab Efesus yang mengupas manusia lama dan manusia baru.

M

enjadi manusia baru, adalah orang yang mengamini penebusan Kristus yang telah menyelamatkan kita. Membuanglah sifat yang buruk dan melakukanlah perbuatan yang berkenan kepada Allah. (Gal. 5:22). Menjadi berkat bagi banyak orang melalui perkataan dan perbuatan kita. Amin. -MHO-

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement