KEKUATAN BERASAL DARI ALLAH
2 Korintus 4: 5-12
Di Korintus ada banyak tantangan yang dihadapi Rasul Paulus dalam memberitakan injil. Salah satunya adanya pihak yang tidak menerima pengajaran Paulus. Misalnya kaum Yudais dan guru-guru palsu memprovokasi jemaat untuk menolak Paulus dan pengajarannya (2 Kor. 11:22-23). Akhirnya Paulus tidak diterima dengan baik (2 Kor. 2:1; 12:14; 13:1), bahkan menghinanya, menuduh bahwa pemberitaannya untuk kepentingannya pribadi (2 Kor. 2:5; 7:12).
Kehidupan orang-orang Korintus dipengaruhi pengajaran rupa-rupa filsafat (Gnostik) dan mereka adalah tipe orang yang sulit diatur, suka berpolemik. Di tengah keadaan yang demikian, pekabaran Injil Kristus oleh Paulus akhirnya mengganggu kepentingan mereka. (2 Kor. 6:11-18). Paulus menegaskan bahwa pelayanan pemberitaan Injil yang dia lakukan karena kemurahan Allah saja, bukan atas dasar keinginan dan kepentingannya sendiri (Ay.5). tetapi tujuan untuk kemuliaan Allah.
Tantangan dan hinaan yang dia terima tidak melemahkan semangatnya. Walaupun diolok-olok, ia tetap memberitakan Injil Kristus. Ia berkeyakinan bahwa semua yang ia lakukan itu untuk kemuliaan Allah. Dia tidak pernah tawar hati. Walau terkadang ia merasakan penderitaan. Ia menggambarkan firman Allah itu seperti harta yang tersimpan di bejana tanah liat. Sangat rapuh dan mudah pecah tetapi isi di dalamnya adalah harta yang sangat berharga yakni firman Tuhan. Sekalipun ia memiliki banyak kelemahan, ia dikuatkan oleh Allah dalam pelayanannya.
Belajar dari bagaimana Paulus melayani Tuhan dalam memberitakan Injil Kristus, memahami bahwa firman Tuhan, disimpan dalam bejana tanah liat, yakni tubuh kita, menyadarkan kita bahwa kekuatan Allah sajalah yang memampukan kita memberitakan kabar baik Tuhan. Bukan karena kuat kita. Betapa mulia pesan dari pewartaan yang diemban dan dilaksanakan seoptimal mungkin (ay.4-6). Dilakukan dengan kesadaran, sebagaimana Paulus kerjakan dalam keterbatasan, dalam terpaan badai derita, dan dalam kelemahan fisik yang menyertainya seumur hidup-bagai harta tapi dalam bejana tanah liat, supaya Tuhan yang dimuliakan, bukan dirinya (ay.7-11 bdk. 2Kor 12:7-9).
Kelemahan fisik, kecacatan, kritikan pedas, kesulitan, kegagalan, dan kekalahan tidak menjadi penghambat dalam memberitakan Injil Kristus! Tetapi sebaliknya! Kondisi tak ramah justru menghindarkan kita dari hambatan terbesar: kecongkakan dan pemuliaan diri sendiri.
Hai orang percaya dalam hidupmu teruslah bergiat memberitakan Injil Kristus dengan rendah hati. Pada gilirannya Tuhan pasti memberkati dan memakai hasil karya kita untuk kemuliaan-Nya. Amin. -MHO-
0 Komentar