YESUS GEMBALA YANG BAIK
Yohanes 10: 11-18
Yesus adalah gembala yang baik, yang dapat menuntun, membimbing, mengarahkan dan membawa domba-dombaNya pada jalan yang baik dan benar. Yesus tidak menginginkan domba-dombaNya tersesat, dan Dia ingin domba-domba itu keluar dan masuk melalui pintu yang telah disediakan olehNya. Yesus gembala yang baik, adalah salah satu momen yang sangat berkesan dalam Injil Yohanes namun cenderung diingat di luar konteks. Dalam hati kita, terdapat pancaran rasa aman, kehangatan, kenyamanan dan kelembutan ketika mendengar Yesus Gembala Yang Baik. Konteks perkataan Yesus ini, muncul dari konflik dengan pemangku otoritas agama Yahudi sebagaimana dalam Yohanes 9, adanya untuk melempari Yesus dengan batu (Yoh. 8:59; 10:31).
Dimulai dengan kutipan Yohanes 9:41 "Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa, tetapi karena kamu berkata: Kami melihat, maka tetaplah dosamu." Awalnya Yesus memulihkan penglihatan seorang buta. Pihak berwewenang mengusir orang tersebut, tetapi Yesus menerimanya sebagai milikNya – sebagai dombaNya, inilah konteks Yohanes 10. Orang yang buta sejak lahir tidak hanya menerima penglihatan fisik tetapi juga bertemu dengan gembala yang baik. Hal inilah yang Yesus sampaikan kepada orang-orang Yahudi yang berkuasa saat itu. Mereka bersikeras bahwa mereka mampu melihat, padahal mereka tetap buta secara rohani. Maka Yesus mengilustrasikannya dengan Yohanes 9 dalam Yohanes 10 dengan gambaran kontras antara gembala yang benar dan baik. Di sisi lain, para pencuri dan penyamun menentangnya; mereka para gembala palsu, yang tidak memasuki kandang domba melalui pintu gerbang tetapi masuk melalui jalan lain, tidak melakukan hal terbaik bagi domba-dombanya; mereka mencuri, membunuh, dan membinasakan. Nabi Yehezkiel telah memberi tahu mereka bahwa Tuhan murka terhadap para gembala yang memanfaatkan dan menelantarkan dombanya. Tuhan menyatakan, “Aku sendiri akan mencari domba-domba-Ku dan akan mencarinya. “… Aku sendiri yang akan menggembalakan domba-domba-Ku dan Aku akan membuat mereka berbaring, demikianlah firman Tuhan Allah.” (Yeh. 34:11, 15). Sedangkan Yesus, yang secara metaforis adalah pintu kandang domba sekaligus gembala domba, menawarkan kehidupan yang berkelimpahan. Sebagai seorang gembala yang baik, Ia harus membayar. Ia memberikan nyawaNya bagi domba-dombaNya. Sedangkan pekerja upahan, tidak memelihara domba-dombanya karena bukan miliknya, akan lari ketika serigala datang. Dialah gembala yang dirindukan oleh Daud dalam Mazmur 23. Yesus mengatakannya dalam hubungan; “Akulah” di ay. 7, 9, 11, 14 disimpukan dengan perkataan “Aku dan Bapa adalah satu." (Yoh. 10:30). Yesus mengenal milikNya sendiri (dan mengasihi mereka, 13:1). Dan mereka mengenal dia (Yoh. 10:4), sebagaimana orang buta sejak lahir mengenalNya, dan akhirnya seorang prajurit yang turut dalam penyalibanNya juga memberikan kesaksian tentang siapa dia.
“Domba-domba lain” dalam Yohanes 10:16 pintu terbuka bagi para pembaca/pendengar Injil yang lain yang belum masuk, dan juga sekaligus peringatan terhadap segala bentuk klaim eksklusif atas kepemilikan pintu kandang domba. Domba, diperintahkan untuk bersatu dengan Yesus, untuk mengasihi, dan bersaksi, sebagaimana Yesus lakukan. Hubungan Bapa dan Anak tercermin dalam hubungan antara gembala dan domba. Sebagai hubungan cinta, dengan menaati perintah Gembala. Domba-domba Yesus ditarik ke dalam kesatuan cinta antara Bapa dan Anak. Dipelihara oleh kasih Bapa dan Anak, menggembalakannya, memberi makan domba-dombaNya dan melindunginya dari hal buruk yang bisa dilakukan serigala (Yoh. 21:18- 19) dalam kepastian domba-domba ditarik ke dalam kasih yang terbentang dari sebelum adanya waktu hingga ke masa depan yang melampaui waktu dalam hadirat kekal Allah di dalan Yesus Gembala yang baik. Amin. -NS-
0 Komentar