Minggu XXII Setelah Trinitatis

 MULIAKANLAH TUHAN DENGAN HARTA DAN TUBUHMU
Amsal 3: 9-10


Kita mendengar “Harta adalah titipan Tuhan bagi kita”. Karenanya, harta sejatinya digunakan hanya untuk memuliakan Tuhan. Mempermuliakan Tuhan dengan harta dan hasil terbaik yang dimiliki telah diteladankan oleh bapa-bapa leluhur dalam Alkitab. Sebagaimana dapat diperhatikan melalui persembahan Habel. Persembahan yang diaturkan kepada Allah adalah yang terbaik dari yang Habel miliki (Kej. 4:4). Dari apa yang telah dilakukan oleh Habel, maka nyata bahwa Habel sedang menghormati Allah dengan hartanya. Dengan berbagai cara kita dapat menunjukkan rasa hormat kita kepada Allah. Bukan hanya melalui hasil pemikiran, perbuatan baik, dan tenaga, namun juga harta kita. Oleh karenanya, sebagai orang-orang yang ditebus oleh Tuhan; baiklah kita memuliakan, menghormati Tuhan juga dengan harta. Sebab segala sesuatu yang ada pada kita adalah anugerah Tuhan, dan semua anugerah Tuhan harus ditujukan untuk kemuliaan Tuhan. Ajaran memberikan harta terbaik atau hasil pertama dari segala penghasilan akhirnya dijadikan sebagai perintah Allah kepada umat-Nya.

Penulis kitab Amsal menulis mengenai persembahan ini. Dalam Amsal 3: 9-10, diberikan arahan bagi setiap orang yang mengasihi Tuhan. Bahwa setiap orang yang mengasihi Tuhan, harus memuliakan Tuhan dengan hasil terbaik yang dia miliki. Namun bagaimana kita dapat mempermuliakan Tuhan dengan harta kita? Pertama, diberikan kepada Tuhan melalui Gereja. Kata “muliakanlah” sama maknanya dengan “hormatilah”. Dalam konteks ini, memulikan atau menghormati Allah dapat dilakukan dengan cara mempersembahkan kepada Tuhan di Rumah Tuhan (Gereja). Dalam Malekhi 3: 10, Tuhan menjelaskan adanya tujuan dalam persembahan. Tujuannya supaya “Ada persediaan makanan di Rumah Tuhan”. Apa maksudnya? Dalam Rumah Tuhan ada beberapa sektor yang membutuhkan dana, ini bukanlah hal yang tabu untuk dibicarakan. Akan tetapi hendaknya dapat dimengerti dengan benar. Bahwa dalam gereja ada kaum Lewi (pelayan-pelayan Tuhan) yang tidak memiliki tanah warisan. Melalui persembahan tersebut, bukan berarti hamba Tuhan yang dikenyangkan namun ini adalah perintah Tuhan yang mengandung berkat. Siapa yang menghormati utusan Tuhan, dia yang akan menerima berkat dari Tuhan (1Raj. 17: 14-17&22). Demikian juga janda-janda atau jemaat yang kesusahan membutuhkan uluran tangan kita melalui persembahan kasih (Kis. 6: 1-4). Untuk program gereja, juga dibutuhkan dana melalui persembahan (Ez. 2: 68). Kedua, dengan memberikan hasil terbaik dari karya yang benar. Untuk menghormati Tuhan tentunya pemberian yang terbaik. (Yoh. 2: 10). Janganlah pemberian seperti memberikannya kepada pengemis.

Tentunya bukan hanya hasil terbaik yang dikejar, tetapi cara mendapatkan harta juga harus diperhatikan. Mendapatkan harta dengan cara yang benar adalah kehendak Tuhan, maka kita juga harus memberikan yang terbaik dari hasil karya yang benar. Bagaimana caranya, tentu dengan mengakui keberadaan Tuhan dalam sepanjang apa yang kita kerjakan. Menundukan diri pada ketaatan untuk hidup kudus dan saleh untuk menghasilkan buah adalah lebih berharga. Dari pada bekerja dengan penuh tipu muslihat untuk mendapatkan banyak keuntungan. Ketiga, diberikan kepada Tuhan dengan ketulusan. Pemberian yang terbaik tentunya dilakukan dengan penuh ketulusan kepada Tuhan, bukan dengan terpaksa. Ketulusan untuk menghaturkan yang terbaik, dilandasi oleh kepercayaan kepada Tuhan. Seseorang mampu utuk tulus memberi karena ia percaya akan janji Tuhan. Firman Tuhan menjanjikan kelimpahan dalam kehidupan orang yang menghaturkan persembahan yang terbaik dengan ketulusan. Dengan demikian mustahil bagi orang yang tidak percaya pada firman Tuhan untuk melakukan perintah Tuhan ini. Mungkin bisa, namun tidak ikhlas. Harus dimengerti bahwa harta kita bukanlah milik kita, Ulangan 8:17 memberikan gambaran untuk kita tetap rendah hati bahwa harta kita adalah karunia Tuhan. Oleh karenanya, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mempersembahkan persembahan dengan baik dengan hati yang tulus. Amin.

-MHO-

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement