BANYAK YANG DIPANGGIL
TETAPI SEDIKIT YANG TERPILIH
Mateus 22: 1-14
Tuhan menyediakan pengampunan dosa dan anugerah keselamatan, melalui Anak-Nya Yesus Kristus. Namun, ada banyak orang berpura-pura menerima, ada yang mengabaikan bahkan ada yang menolak menghina kebaikan Tuhan tersebut.
Tentang hal tersebut Yesus menjelaskannya melalui perumpamaan mengenai perjamuan kawin seorang anak raja (ay.1). Yesus menyampaikan perumpamaan ini secara khusus kepada para pemimpin agama Israel, dan juga kepada mereka yang mau mendengarkannya. Yang dimaksudkan sebagai tamu-tamu undangan adalah bangsa Israel yang telah dipilih Allah.
Dikisahkan bahwa orang-orang tersebut sebelumnya sudah menerima undangan perjamuan dan jelas bahwa mereka awalnya tidak menolak undangan tersebut. Tetapi mereka tidak datang ke perjamuan kawin tersebut, karena mereka ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, dan yang lain menangkap hamba-hambanya itu, menyiksanya dan membunuh utusan raja tersebut (ay.6). Menanggapi penolakan para undangan serta pembunuhan tersebut, raja menyuruh pasukannya untuk membinasakan kota-kota mereka (ay.7).
Sang raja pun tetap mengirim hamba-hambanya yang lain untuk mengundang orang-orang dengan pergi ke persimpangan-persimpangan jalan dan mengundang setiap orang yang mereka jumpai di juga orang-orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu. Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta.
Penghukuman dari raja itu menggambarkan konsekuensi penolakan bangsa Israel terhadap undangan sang raja, “…Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.” (ay.13). Kemudian raja membuka undangan untuk semua orang, kepada siapa saja yang ditemui oleh hambanya di persimpangan jalan. Undangan untuk datang dan masuk ke dalam Kerajaan-Nya telah Allah sampaikan untuk semua umat manusia. Hanya saja, tidak semua orang layak menerimanya. Alasannya bukan karena Allah menolak mereka, melainkan karena mereka tidak merespons undangan berharga itu dengan cara yang pantas datang dengan tidak berpaikan pesta (ay.12). Undangan Allah telah diberikan dan kita telah menerimanya, tinggal bagaimana respons kita. Undangan diberikan secara terbuka dan "gratis" tetapi janganlah mengartikan bahwa bahwa undangan itu murahan dan tidak berharga sehingga kita boleh meresponsnya dengan cara yang tidak layak.
Buku Ende HKBP No. 31 ayat 2 dengan judul “Ari na Marhasonangan” syairnya mengatakan: “Songon dia paheanku mandapothon Debata? Unduk serep ni rohangku, i do abit na tama. Dung adong na songon i, tau ma au di Tuhanki.” (Bagaimana pakaianku, beribadah pada-Nya. Yang terbaik bagi Tuhanku, hati kudus dan rendah. Iman kita yang teguh, sangat layak bagi-Nya.) Marilah merespons undangan Tuhan, kita datang seperti tamu kehormatan yang datang dengan pakaian pesta. Amin. Selamat hari Minggu! -NS-
0 Komentar