DIBENARKAN KARENA IMANRom 4:
1-5, 13-17
Allah memanggil
Abraham untuk meninggalkan sanak keluarga dan tanah leluhurnya, mengikuti
rencana Allah, untuk pergi ke negeri yang akan ditunjukkan-Nya kelak. Abraham
menanggapinya dengan sungguh-sungguh. Pada masa usia memasuki 75 tahun, Abraham
berangkat meninggalkan segala kemapanannya untuk mengikuti rencana Allah. Abraham keluar dari rumah bapanya di Ur-kasdim, dan
mengikuti arahan Allah. Sementara dia tidak tahu ke mana dia akan dibawa
oleh Allah, namun dia setia mendengarkan dan menaati arahan Allah. Kepercayaan
Abraham kepada Allah yang menjadi dasar Allah membenarkan dia. Ketika Allah
berjanji bahwa dia akan menjadi besar dan termasyhur, diberkati sehingga menjadi
berkat bagi semua orang dan keturunannya akan memberkati semua orang, Abraham percaya
dan dia terus bergerak sesuai arahan Allah menuju suatu tempat yang akan Allah
berikan kepadanya. Kemudian ketika Tuhan memerintahkan Abraham untuk
mengorbankan anaknya, ia turut dan Tuhan pun menyediakan domba sebagai
pengganti anaknya untuk dikorbankan. Kepercayaan Abraham itulah yang membuat
hati Allah berkenan kepadanya.
Dalam kitab Roma 4 di mana para pembaca Alkitab dan
umat Kristiani bertemu dengan Abraham, yang oleh Paulus disebut sebagai Bapa
dari kita semua, yang telah datang untuk berjalan di jalan iman. Paulus
mempertentangkan antara ‘Hukum Taurat’ sebagai simbol usaha manusia untuk
mendapatkan kebenaran Allah, dibandingkan dengan ‘kasih karunia Allah’ sebagai
simbol inisiatif Allah memberi kebenaran kepada manusia. Paulus yang dulunya adalah
penganut Taurat sejati dan fanatik, kini menyadari, menerima serta meyakini
Injil sebagai kebenaran yang sejati satu-satunya. Paulus menegaskan bahwa yang
berhak menerima janji keselamatan dari Allah bukan mereka yang dilahirkan
sebagai keturunan Abraham semata, namun justru mereka yang mau mempercayai
janji Allah, sebagaimana Abraham beriman kepada Allah. Abraham bukan lagi hanya
sebagai Bapa bagi Israel, namun menjadi bapa segala orang yang beriman kepada
Allah. Allah melakukan pembenaran orang durhaka oleh iman, bukan pembenaran
orang yang berusaha oleh perbuatan dan bukan pula karena melakukan Hukum Taurat.
Semua terjadi karena Allah sendirilah yang ber-inisiatif. “sebab di antara
yang hidup tidak seorang pun yang benar di hadapan-Mu.” (Mzm 143:2).
Pemulihan terjadi, hanya ketika manusia mau merespon dan menerima tawaran
Allah di dalam karya penyelamatan-Nya. Tuhan memanggil kita untuk percaya pada
apa yang Dia lakukan melalui Anak-Nya Yesus Kristus. Karena kasih-Nya yang
sungguh tiada terselami dan terukur, Allah berinisiatif memanggil manusia untuk
masuk dalam rencana dan karya pemulihan yang telah, sedang dan akan terus
berlangsung dalam kehidupan manusia. Manusia, dimungkinkan untuk bebas dan
dipulihkan, ketika mau mengambil sikap hidup seperti Abraham “dibenarkan karena
iman”, yaitu dengan kebulatan hati menaruh percaya pada Allah, dan hidup
bergantung pada Allah. Amin. Selamat hari Minggu! -NS-
0 Komentar