MINGGU INVOCAVIT, 09 MARET 2025

 

IMAN TIMBUL DARI PENDENGARAN

Roma 10: 16-21




 

Iman dalam Kekristenan adalah suatu keyakinan sentral yang diajarkan oleh Yesus sendiri dalam kaitannya dengan injil Kristus. Menurut Yesus sendiri, iman merupakan suatu tindakan percaya dan penyangkalan diri sehingga orang tidak lagi mengandalkan kebijaksanaan dan kekuatannya sendiri tetapi melekatkan diri pada kuasa dan perkataan dari Dia yang ia percayai.

Iman akan Yesus sebagai keyakinan, kepercayaan, dan ketergantungan kepada-Nya. Dalam tradisi Protestan, pemahaman tentang iman yang menyelamatkan tetap dipegang. Iman yang menyelamatkan umumnya dipahami sehubungan dengan keyakinan, kepercayaan, dan ketergantungan pada pribadi Yesus dan karya pendamaian-Nya yang terpenuhi melalui kematian-Nya di atas kayu salib.

Dalam khotbah ini, rasul Paulus ketika memberitakan Injil kepada jemaat di Roma mengalami banyak tantangan. Ia juga menceritakan tentang penolakan terhadap firman Tuhan yang terjadi pada masa Perjanjian Lama. Di mana nabi Yesaya pernah mengalami penolakan yang berulang-ulang oleh bangsa pilihan Allah (Israel). Sebagai bangsa pilihan Allah, seharusnya mereka menjadi bangsa yang paling dekat dengan kebenaran firman, namun sebaliknya mereka menolak. Mereka tidak mau mendengar dan malah mengabaikan, mereka tidak taat dan setia, sehingga membuat iman mereka tidak bertumbuh dengan baik. Kehidupan beriman umat Israel saat itu dalam kebebalan dan kemerosotan. 

Rasul Paulus melihat peristiwa ini terulang kembali dalam kehidupan orang-orang Yahudi di Roma.  Beberapa kali pemberitaan Injil ditolak oleh mereka, berhubung juga pemimpin bangsa Roma tidak pernah toleran terhadap kekristenan. Hal ini terjadi karena karena sikap hati yang tidak mau menerima firman Tuhan, juga karena tidak mau mendengar firman Tuhan.

Dalam pemberitaan Injil oleh Paulus, ia mendatangi rumah-rumah ibadah orang-orang Yahudi (sinagoge) dan mengajarkan firman Tuhan di sana. Mereka memang mendengar firman itu tetapi mereka meragukan kebenarannya. Mereka mengeraskan hati karena ajaran itu berbeda dengan ajaran yang mereka yakini, yaitu Talmud dan Misnah (tafsiran Taurat). Orang Yahudi menganggap Injil sebagai batu sandungan, sementara orang Yunani memandang Injil sebagai suatu kebodohan. 

Rasul Paulus memberi peringatan dengan mengingatkan kembali apa yang terjadi atas bangsa Israel karena ketidakpercayaan, ketidaktaatan dan kebebalan mereka. Allah cemburu dan murka terhadap bangsa Israel yang tegar-tengkuk, sehingga Ia menghukum mereka.  Penghukuman atas mereka datang dari bangsa kafir yang diizinkan Allah untuk menindas dan menjajah bangsa Israel pada waktu pembuangan di Babilonia. Agar mereka menyadari kesalahannya. Meskipun demikian, Allah tetap mengasihi umat-Nya. Sekalipun bangsa Israel, Ia turun tangan untuk menyelamatkan mereka. Ini dilakukan-Nya sebagai bukti bahwa kasih Allah tidak terbatas. Oleh sebab itu harus diresponi dengan Iman yang teguh kepada-Nya. 

Hidupilah firman Tuhan yang kita dengar dengan melakukannya setiap hari. Lukas 11:28 berkata “berbahagialah mereka yang mendengar firman Allah dan memeliharanya”. Amin. -NS-

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement