IMAN
TIMBUL DARI PENDENGARAN
Roma
10: 16-21
Iman dalam Kekristenan adalah suatu keyakinan
sentral yang diajarkan oleh Yesus sendiri dalam kaitannya dengan injil
Kristus. Menurut Yesus sendiri, iman merupakan suatu tindakan percaya dan
penyangkalan diri sehingga orang tidak lagi mengandalkan kebijaksanaan dan
kekuatannya sendiri tetapi melekatkan diri pada kuasa dan perkataan dari Dia
yang ia percayai.
Iman akan Yesus
sebagai keyakinan, kepercayaan, dan ketergantungan kepada-Nya. Dalam tradisi
Protestan, pemahaman tentang iman yang menyelamatkan tetap dipegang.
Iman yang menyelamatkan umumnya dipahami sehubungan dengan keyakinan,
kepercayaan, dan ketergantungan pada pribadi Yesus dan karya pendamaian-Nya
yang terpenuhi melalui kematian-Nya di atas kayu salib.
Dalam khotbah ini, rasul Paulus ketika memberitakan
Injil kepada jemaat di Roma mengalami banyak tantangan. Ia juga menceritakan
tentang penolakan terhadap firman Tuhan yang terjadi pada masa Perjanjian Lama.
Di mana nabi Yesaya pernah mengalami penolakan yang berulang-ulang oleh bangsa
pilihan Allah (Israel). Sebagai bangsa pilihan Allah, seharusnya mereka menjadi
bangsa yang paling dekat dengan kebenaran firman, namun sebaliknya mereka
menolak. Mereka tidak mau mendengar dan malah mengabaikan, mereka tidak taat
dan setia, sehingga membuat iman mereka tidak bertumbuh dengan baik. Kehidupan
beriman umat Israel saat itu dalam kebebalan dan kemerosotan.
Rasul Paulus melihat peristiwa ini terulang kembali
dalam kehidupan orang-orang Yahudi di Roma. Beberapa kali
pemberitaan Injil ditolak oleh mereka, berhubung juga pemimpin bangsa Roma
tidak pernah toleran terhadap kekristenan. Hal ini terjadi karena karena sikap
hati yang tidak mau menerima firman Tuhan, juga karena tidak mau mendengar
firman Tuhan.
Dalam pemberitaan
Injil oleh Paulus, ia mendatangi rumah-rumah ibadah orang-orang Yahudi
(sinagoge) dan mengajarkan firman Tuhan di sana. Mereka memang mendengar
firman itu tetapi mereka meragukan kebenarannya. Mereka mengeraskan hati karena
ajaran itu berbeda dengan ajaran yang mereka yakini, yaitu Talmud dan
Misnah (tafsiran Taurat). Orang Yahudi menganggap Injil sebagai batu sandungan,
sementara orang Yunani memandang Injil sebagai suatu kebodohan.
Rasul Paulus memberi
peringatan dengan mengingatkan kembali apa yang terjadi atas bangsa Israel
karena ketidakpercayaan, ketidaktaatan dan kebebalan mereka. Allah cemburu dan
murka terhadap bangsa Israel yang tegar-tengkuk, sehingga Ia menghukum
mereka. Penghukuman atas mereka datang dari bangsa kafir yang diizinkan
Allah untuk menindas dan menjajah bangsa Israel pada waktu pembuangan di
Babilonia. Agar mereka menyadari kesalahannya. Meskipun demikian, Allah tetap
mengasihi umat-Nya. Sekalipun bangsa Israel, Ia turun tangan untuk menyelamatkan
mereka. Ini dilakukan-Nya sebagai bukti bahwa kasih Allah tidak terbatas. Oleh
sebab itu harus diresponi dengan Iman yang teguh kepada-Nya.
Hidupilah firman Tuhan
yang kita dengar dengan melakukannya setiap hari. Lukas 11:28 berkata
“berbahagialah mereka yang mendengar firman Allah dan memeliharanya”. Amin. -NS-
0 Komentar