MINGGU XVII DUNG TRINITATIS, 22 SEPTEMBER 2024

 KEBESARAN ALLAH DALAM SELURUH CIPTAANNYA

MAZMUR 104: 1-3, 13-24





 

Rasa kagum, takjub, heran atau tercengang terjadi secara spontan karena melihat kejadian luar biasa. Pemazmur sangat kagum melihat segala ciptaan TUHAN. Kekagumannya ia tuangkan menjadi nyanyian pujian di Mazmur 104 ini. Ia bersyukur dan memuji kebesaran Tuhan yang telah menciptakan alam semesta. Ia menegaskan:

·      Tuhan sebagai Sang Pencipta yang memiliki kebesaran dan kekuasaan: “yang membentangkan langit” (ay.2), “yang mendirikan kamar-kamar loteng di air, yang menjadikan awan-awan, yang bergerak di atas sayap angin” (ay.3), “yang membuat angin dan api” (ay.4) dan “yang mendasarkan bumi” (ay.5). Kuasa TUHAN pun digambarkan dengan begitu menakjubkan: awan-awan menjadi kendaraan-Nya (ayat 3), angin menjadi pesuruh (ay.4), nyala api menjadi pelayan-Nya (ay.4), mendasarkan bumi hingga tak goyah (ay.5) dan air pun taat pada suara hardikan-Nya (ay.7-8).

·      TUHAN Sang Pemelihara segala ciptaanNya. Manusia dan alam semua ciptaan menerima kehidupan dari penciptaNya. Pemeliharaan Tuhanlah yang membuat manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan mempunyai kehidupan. Semuanya terhubung satu sama lain; misalya, mata air yang keluar dari dalam lembah, dialirkan untuk memberikan minum bagi segala binatang (ay.10), menumbuhkan rumput bagi makanan hewan, dan selanjutnya tersedianya makanan dari alam untuk manusia (ay.14-15), dan berbagai pohon sebagai rumah bagi burung yang berbeda serta pegunungan sebagai rumah bagi kambing, dan batu sebagai rumah bagi pelanduk (ay.16-18). Melalui alam ciptaanNya, Tuhan menyediakan apa yang dibutuhkan oleh semua mahkluk hidup, yaitu makanan-minuman dan tempat tinggal. Bagi pemazmur Tuhan tidak pernah lalai dalam menjaga dan merawat ciptaanNya. Dengan kasihNya Tuhan memelihara dunia.

·      TUHAN adalah Pemilik Waktu, Dengan menciptakan matahari dan bulan, siang dan malam. Kelangsungan ciptaanNya Tuhan atur dengan sangat baik. Dalam pengaturan itu, siang hari manusia bekerja dan malam hari ia istirahat. Ketika malam tiba, binatang hutan akan mencari makanannya dan sewaktu siang mereka juga akan istirahat (Ay.19-23). Sungguh sebagai pengaturan TUHAN yang luar biasa bagi semua ciptaanNya.

Namun, bagaimanakah alam ciptaan TUHAN saat ini? Masihkah bumi ini ini indah seperti yang dikatakan Pemazmur? Ternyata alam yang indah telah rusak dan menyebabkan bencana bagi manusia. Karena eksploitasi alam yang berlebihan. Manusia seharusnya menjaga semua ciptaan TUHAN mewujudkan damai sejahtera Allah di bumi.

D

engan Minggu ekologi ini menyadarkan kita bahwa kisah penciptaan ini harus terus diceritakan dari generasi ke generasi agar setiap umat dalam lintas generasi selalu memiliki kesadaran bahwa alam semesta di mana manusia hidup diciptakan oleh Tuhan dan perlu dilestarikan. Amin. -HS-

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement