BERANI MENYUARAKAN
KEBENARAN
(Markus 6:14-29)
Tugas seorang
Kristen memberitakan Firman Tuhan kepada semua makhluk (Mark 16:15). Maka rasul
Paulus mendorong Timoteus “beritakanlah firman, siap sedialah baik atau
tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasehatilah
dengan segala kesabaran dan pengajaran.” (2 Tim. 4:2).
Dalam pemberitaan
firman Tuhan ada resikonya misalnya dibenci bahkan kehilangan nyawa kita. Memberitakan
firman Tuhan tidak selalu bergembira, karena yang diberitakan boleh saja
tentang pengajaran, teguran bahkan hukuman. Tujuannya untuk memperbaiki hidup, bahwa
Allah tidak kompromi dengan dosa dan pelanggaran (2 Tim. 3:16). Inilah tema
yang selalu diceritakan oleh kitab Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Allah
memilih para nabi dan rasulNya untuk mengingatkan dan menegur kesalahan umat
Allah untuk kembali kepada Tuhan. Dalam
Perjanjian Lama nabi Natan menegur raja Daud raja Israel karena memperistri
Batsyeba. Setelah ditegur Daud pun sadar akan kesalahannya (2 Sam. 12).
Demikianlah di dalam nas ini kita dapat melihat bagaimana Yohanes Pembabtis
menegur
Dalam khotbah ini, Herodes mengambil Herodias istri Filipus
sepupunya sendiri. Yohanes Pembaptis menegur dengan keras. "Tidak halal
engkau mengambil isteri saudaramu!" (17-18). Karena teguran ini, Herodias
dendam kepada Yohanes Pembaptis, dan berupaya membunuhnya. Herodes berkuasa
namun juga segan, bahkan simpatik kepada Yohanes (ay.20). Saat Herodes
merayakan ulang tahun, tarian putri Herodias menyenangkan hatinya, ia berjanji
mengabulkan apa pun permintaannya. Herodias memanfaatkan momentum itu. Putri Herodias meminta Yohanes meminta kepala Yohanes
dan ditaruh di atas pinggan. Dendam Herodias pun terlampiaskan.
Apa yang terjadi kepadaYohanes Pembaptis juga dialami
oleh para nabi yang hidup sebelumnya. Herodes berpikir bahwa Yesus adalah
Yohanes Pembaptis yang “bangkit kembali”. Kematian Yohanes Pembabtis tidak
membuat pemberitaan Injil berhenti, orang percaya melanjutkannya hingga saat
ini. Menjadi pengikut Kristus sejati
berarti siap menjadi pemberita kebenaran di tengah situasi yang penuh
penyimpangan. Namun ada harga yang harus dibayar, ada risikonya.
B |
Janganlah diam
saja ketika ketidakbenaran sedang terjadi. Berdirilah teguh dalam kebenaran,
kita mungkin bisa kehilangan kesempatan promosi dalam pekerjaan, kehilangan
reputasi, kehilangan rasa keadilan, bahkan sampai kehilangan nyawa. Setiap
orang percaya menjadi pemberita firman Tuhan, menyuarakan kebenaran dan hidup
di tengah keluarga, di masyarakat luas, di tempat bekerja dan di Gereja.
eranilah menyuarakan kebenaran dengan menjadi
pelita atau garam di tengah-tengah kegelapan, di tengah-tengah kehambaran,
sehingga melalui terangmu dan melalui rasa yang kamu tebar, orang mendapatkan
cahaya dan merasakan kebaikan Tuhan. Amin. -MHO-
0 Komentar