MINGGU VII DUNG TRINITATIS, 14 JULI 2024

 

BERANI MENYUARAKAN KEBENARAN

(Markus 6:14-29)




 

Tugas seorang Kristen memberitakan Firman Tuhan kepada semua makhluk (Mark 16:15). Maka rasul Paulus mendorong Timoteus “beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasehatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.” (2 Tim. 4:2).

Dalam pemberitaan firman Tuhan ada resikonya misalnya dibenci bahkan kehilangan nyawa kita. Memberitakan firman Tuhan tidak selalu bergembira, karena yang diberitakan boleh saja tentang pengajaran, teguran bahkan hukuman. Tujuannya untuk memperbaiki hidup, bahwa Allah tidak kompromi dengan dosa dan pelanggaran (2 Tim. 3:16). Inilah tema yang selalu diceritakan oleh kitab Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Allah memilih para nabi dan rasulNya untuk mengingatkan dan menegur kesalahan umat Allah untuk kembali kepada Tuhan. Dalam Perjanjian Lama nabi Natan menegur raja Daud raja Israel karena memperistri Batsyeba. Setelah ditegur Daud pun sadar akan kesalahannya (2 Sam. 12). Demikianlah di dalam nas ini kita dapat melihat bagaimana Yohanes Pembabtis menegur

Dalam khotbah ini, Herodes mengambil Herodias istri Filipus sepupunya sendiri. Yohanes Pembaptis menegur dengan keras. "Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!" (17-18). Karena teguran ini, Herodias dendam kepada Yohanes Pembaptis, dan berupaya membunuhnya. Herodes berkuasa namun juga segan, bahkan simpatik kepada Yohanes (ay.20). Saat Herodes merayakan ulang tahun, tarian putri Herodias menyenangkan hatinya, ia berjanji mengabulkan apa pun permintaannya. Herodias memanfaatkan momentum itu. Putri Herodias meminta Yohanes meminta kepala Yohanes dan ditaruh di atas pinggan. Dendam Herodias pun terlampiaskan.

Apa yang terjadi kepadaYohanes Pembaptis juga dialami oleh para nabi yang hidup sebelumnya. Herodes berpikir bahwa Yesus adalah Yohanes Pembaptis yang “bangkit kembali”. Kematian Yohanes Pembabtis tidak membuat pemberitaan Injil berhenti, orang percaya melanjutkannya hingga saat ini.  Menjadi pengikut Kristus sejati berarti siap menjadi pemberita kebenaran di tengah situasi yang penuh penyimpangan. Namun ada harga yang harus dibayar, ada risikonya.

B

Janganlah diam saja ketika ketidakbenaran sedang terjadi. Berdirilah teguh dalam kebenaran, kita mungkin bisa kehilangan kesempatan promosi dalam pekerjaan, kehilangan reputasi, kehilangan rasa keadilan, bahkan sampai kehilangan nyawa. Setiap orang percaya menjadi pemberita firman Tuhan, menyuarakan kebenaran dan hidup di tengah keluarga, di masyarakat luas, di tempat bekerja dan di Gereja.

eranilah menyuarakan kebenaran dengan menjadi pelita atau garam di tengah-tengah kegelapan, di tengah-tengah kehambaran, sehingga melalui terangmu dan melalui rasa yang kamu tebar, orang mendapatkan cahaya dan merasakan kebaikan Tuhan. Amin. -MHO-

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement