KAMU ADALAH SURAT
KRISTUS
(2 Korintus 3: 2-6)
Surat adalah alat komunikasi antara seseorang dengan seseorang yang di kehendakinya, yang berisi tulisan, pernyataan, suatu kabar, harapan, dan tanggapan yang sesuai dengan keinginan dari penulis surat tersebut. Surat menjadi alat komunikasi Rasul Paulus dengan jemaat yang dia layani. Surat menjadi media Rasul Paulus menyampaikan pengajaran, teguran, nasehat juga menjadi alat untuk menjelaskan keberadaan/ sikap/ pandangan dan pelayanannya kepada pribadi atau jemaat si penerima surat.
Surat 2 Korintus
ditulis ketika hubungan Rasul Paulus dan jemaat Korintus sedang mengalami
keretakan, dan beberapa jemaat yang menuduh bahwa ia adalah rasul palsu. Tapi
Rasul Paulus tetap menyampaikan kerinduan hatinya untuk kembali memiliki
hubungan persekutuan yang mesra dengan seluruh jemaat. Dalam suratnya kali ini,
Rasul Paulus mengatakan bahwa ia melayani dengan maksud yang tulus dan motivasi
yang benar. Bagi Paulus, surat pujiannya (hal yang membanggakannya) dalam
pelayanan adalah hidup jemaat Korintus yang setia kepada Injil. Hidup orang
percaya dapat dibaca secara terbuka oleh semua orang yang menyaksikannya. Hidup
orang percaya ditulis bukan dengan tinta yang akan luntur, tetapi dengan Roh
Kudus.
Setiap yang
tertulis dalam hidup kita, bagaimana cara hidup kita, sikap dan tingkah laku,
perbuatan, perkataan kita, itu semua terang benderang untuk dibaca oleh orang
lain. Dari hati kita terpancar cara hidup kita, yang akan
mampu dibaca orang lain. Jika yang tertulis jelek, maka jelek pulalah yang
dibaca orang, sebaliknya jika yang tertulis adalah gambaran Kristus, maka orang
pun bisa "membaca" (mengenal) siapa Kristus, lewat diri kita. Penulis
kitab Amsal mengatakan "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan,
karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4:23). Apapun yang terpancar keluar merupakan
cerminan dari bagaimana keadaan hati kita. Sangat perlu menjaganya sesuai
dengan firman Tuhan (ketaatan). Ketaatan adalah sebuah pilihan hidup, bukan
masalah bakat atau talenta, dan Tuhan sudah memberikan kepada kita Penolong
yaitu Roh Kudus, yang menuntun, membimbing dan memberi kesanggupan kepada kita
untuk melakukan firman Tuhan. Dalam hal ini jugalah Rasul Paulus dan teman
sepelayanannya tidak sedikit pun membanggakan diri (mengambil kemuliaan
Kristus) ketika melakukan pelayanan dan berhasil membangun Jemaat dimana pun
tempat yang mereka layani. Bukan pekerjaan dan kesanggupan mereka tapi mereka
sanggup karena ini pekerjaan Allah. Paulus merasa tidak layak dan tidak berhak
untuk memperhitungkan buah Injil itu sebagai hasil upaya mereka sendiri. Ia
menyadari bahwa itu adalah pekerjaan Allah melalui Roh Kudus yang memberi kesanggupan
kepada mereka sebagai para pelayan perjanjian baru. Roh Kuduslah tokoh utama
yang turut bekerja di dalam hati setiap pendengar agar mereka menanggapi Injil
yang disampaikan oleh Paulus dan para pelayan Tuhan lainnya (2 Kor 3:6).
Paulus dan para
pelayan lainnya hanya alat di tangan Tuhan untuk mengabarkan Injil. Maka tidak
ada seorang pun boleh bermegah atas keberhasilan pelayanan dan pemberitaan
Injil karena Roh Kuduslah yang membuatnya berhasil. Kita tidak boleh mencari
keuntungan karena Injil dan puji-pujian yang sia-sia karena prestasi dan hasil
pelayanan kita. Semua itu terjadi karena karya Roh Kudus. Yang terpenting ialah
bahwa buah pelayanan yang kita hasilkan itu bertahan ditengah gerusan zaman
yang semakin maju ini.
Ini jugalah yang
dilakukan oleh para missionaris HKBP pada zaman dahulu sehingga Gereja kita
dapat bertahan sampai dengan saat ini. Para Missionaris melayani dan
memperkenalkan kasih Allah kepada orang Batak dengan perkataan dan perbuatan
mereka. Mereka menjadi contoh bagi orang Batak bagaimana Tuhan mengasihi orang
Batak dengan luar biasa. Oleh karena itu, yang Tuhan inginkan dari kita
terlebih pada hari ini kita merayakan pesta puncak Zending HKBP 125 tahun HKBP,
kita sebagai jemaat HKBP diajak untuk menjadi surat Kristus yang hidup kita
disinari oleh Roh Kudus. Kita diajak untuk menjadi pendengar dan pelaku Firman
Tuhan dengan mengabarkan kabar sukacita (injil) Tuhan melalui perkataan dan
perbuatan kita. Kabarkanlah Tuhan di dalam hidup kita sehari-hari di keluarga,
Gereja dan Masyarakat. Kiranya dengan hidup kita semakin banyak yang mengenal
Allah dan percaya kepada Allah. Amin. -MHO-
0 Komentar