MINGGU V DUNG TRINITATIS, 30 JUNI 2024

 

KAMU ADALAH SURAT KRISTUS

(2 Korintus 3: 2-6)




 

Surat adalah alat komunikasi antara seseorang dengan seseorang yang di kehendakinya, yang berisi tulisan, pernyataan, suatu kabar, harapan, dan tanggapan yang sesuai dengan keinginan dari penulis surat tersebut. Surat menjadi alat komunikasi Rasul Paulus dengan jemaat yang dia layani. Surat menjadi media Rasul Paulus menyampaikan pengajaran, teguran, nasehat juga menjadi alat untuk menjelaskan keberadaan/ sikap/ pandangan dan pelayanannya kepada pribadi atau jemaat si penerima surat.

Surat 2 Korintus ditulis ketika hubungan Rasul Paulus dan jemaat Korintus sedang mengalami keretakan, dan beberapa jemaat yang menuduh bahwa ia adalah rasul palsu. Tapi Rasul Paulus tetap menyampaikan kerinduan hatinya untuk kembali memiliki hubungan persekutuan yang mesra dengan seluruh jemaat. Dalam suratnya kali ini, Rasul Paulus mengatakan bahwa ia melayani dengan maksud yang tulus dan motivasi yang benar. Bagi Paulus, surat pujiannya (hal yang membanggakannya) dalam pelayanan adalah hidup jemaat Korintus yang setia kepada Injil. Hidup orang percaya dapat dibaca secara terbuka oleh semua orang yang menyaksikannya. Hidup orang percaya ditulis bukan dengan tinta yang akan luntur, tetapi dengan Roh Kudus.

Setiap yang tertulis dalam hidup kita, bagaimana cara hidup kita, sikap dan tingkah laku, perbuatan, perkataan kita, itu semua terang benderang untuk dibaca oleh orang lain. Dari hati kita terpancar cara hidup kita, yang akan mampu dibaca orang lain. Jika yang tertulis jelek, maka jelek pulalah yang dibaca orang, sebaliknya jika yang tertulis adalah gambaran Kristus, maka orang pun bisa "membaca" (mengenal) siapa Kristus, lewat diri kita. Penulis kitab Amsal mengatakan "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4:23).  Apapun yang terpancar keluar merupakan cerminan dari bagaimana keadaan hati kita. Sangat perlu menjaganya sesuai dengan firman Tuhan (ketaatan). Ketaatan adalah sebuah pilihan hidup, bukan masalah bakat atau talenta, dan Tuhan sudah memberikan kepada kita Penolong yaitu Roh Kudus, yang menuntun, membimbing dan memberi kesanggupan kepada kita untuk melakukan firman Tuhan. Dalam hal ini jugalah Rasul Paulus dan teman sepelayanannya tidak sedikit pun membanggakan diri (mengambil kemuliaan Kristus) ketika melakukan pelayanan dan berhasil membangun Jemaat dimana pun tempat yang mereka layani. Bukan pekerjaan dan kesanggupan mereka tapi mereka sanggup karena ini pekerjaan Allah. Paulus merasa tidak layak dan tidak berhak untuk memperhitungkan buah Injil itu sebagai hasil upaya mereka sendiri. Ia menyadari bahwa itu adalah pekerjaan Allah melalui Roh Kudus yang memberi kesanggupan kepada mereka sebagai para pelayan perjanjian baru. Roh Kuduslah tokoh utama yang turut bekerja di dalam hati setiap pendengar agar mereka menanggapi Injil yang disampaikan oleh Paulus dan para pelayan Tuhan lainnya (2 Kor 3:6).

Paulus dan para pelayan lainnya hanya alat di tangan Tuhan untuk mengabarkan Injil. Maka tidak ada seorang pun boleh bermegah atas keberhasilan pelayanan dan pemberitaan Injil karena Roh Kuduslah yang membuatnya berhasil. Kita tidak boleh mencari keuntungan karena Injil dan puji-pujian yang sia-sia karena prestasi dan hasil pelayanan kita. Semua itu terjadi karena karya Roh Kudus. Yang terpenting ialah bahwa buah pelayanan yang kita hasilkan itu bertahan ditengah gerusan zaman yang semakin maju ini.

Ini jugalah yang dilakukan oleh para missionaris HKBP pada zaman dahulu sehingga Gereja kita dapat bertahan sampai dengan saat ini. Para Missionaris melayani dan memperkenalkan kasih Allah kepada orang Batak dengan perkataan dan perbuatan mereka. Mereka menjadi contoh bagi orang Batak bagaimana Tuhan mengasihi orang Batak dengan luar biasa. Oleh karena itu, yang Tuhan inginkan dari kita terlebih pada hari ini kita merayakan pesta puncak Zending HKBP 125 tahun HKBP, kita sebagai jemaat HKBP diajak untuk menjadi surat Kristus yang hidup kita disinari oleh Roh Kudus. Kita diajak untuk menjadi pendengar dan pelaku Firman Tuhan dengan mengabarkan kabar sukacita (injil) Tuhan melalui perkataan dan perbuatan kita. Kabarkanlah Tuhan di dalam hidup kita sehari-hari di keluarga, Gereja dan Masyarakat. Kiranya dengan hidup kita semakin banyak yang mengenal Allah dan percaya kepada Allah. Amin. -MHO-

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement