Minggu Judika


 KETETAPAN TUHAN TIDAK AKAN BERUBAH
Yeremia 31:35-37

 

    Nabi Yeremia bernubuat di lima masa pemerintahan raja Israel yakni Joahas, Joyakim, Joyakhin dan Zedekia (Yer 1:1-3). Nubuatan nabi Yeremia menyoroti pemerintahan para Raja Israel yang bertindak semena-mena dan melakukan ketidakadilan terhadap rakyatnya. Hal ini juga ditandai dengan semakin bobroknya moral dan kehidupan bangsa Israel yakni dengan menindas yang miskin, melakukan penyembahan berhala. Perilaku mereka itu mendukakan hati Tuhan. Nabi Yeremia telah berulangkali mengajak Israel bertobat. Terus mengingatkan lagi dan lagi, jika bangsa Israel tidak bertobat maka akan datang penghukuman dan penyerangan oleh bangsa lain. Israel bangsa yang tegar tengkuk menolak semua perkataan Nabi Yeremia. Maka pada tahun 612 SM dipimpin oleh Raja Nebukadnezar, Asyur dikalahkan oleh pasukan Babel, merebut kota Jerusalem. Kesepuluh suku Israel dibuang ke Babel.

    Di dalam situasi inilah, bangsa Israel kehilangan kemerdekaannya dan juga kehilangan harapan. Namun, Firman Tuhan ini, ketika Jeremia nabi Tuhan menubuatkan akan datang waktunya bahwa Allah akan membebaskan mereka dan mengadakan perjanjian baru dengan Israel dan kaum Yehuda. Yeremia mempertegas firman Tuhan, bahwa Israel telah gagal menepati janji mereka kepada Allah. Perjanjian di Gunung Sinai (Taurat Musa), mereka langgar. Meninggalkan Allah Perjanjian mereka dengan pergi menyembah allah lain. Padahal Allah adalah Allah yang setia dan mengingat perjanjianNya kepada bangsa yang telah dipilihNya tersebut. Allah berfirman “Aku akan menaruh TauratKu dalam batin mereka, dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka menjadi umatKu” (Ay.33). Perjanjian tersebut sepenuhnya menjamin pengampunan dosa-dosa bangsa Israel, memulihkan dan kembali mempererat hubungan antara Allah dan bangsa Israel. Allahlah yang berinisiatif, karena kasihNya. Seperti orangtua yang baik, terhadap anaknya yang melawan dan memberontak, orangtua tersebut berharap anaknya itu bertobat dari kejahatannya, ia begitu sabar menunggu kapan anaknya bertobat. Demikianlah kasih Allah kepada bangsaNya bahkan lebih besar dari kasih orangtua kepada anaknya.

 Demikian Perjanjian kepada bangsa Israel juga milik kita pada saat ini. “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.” (1 Pet.2: 9). Perjanjian yang baru itu adalah perjanjian telah digenapi yang di ikat dengan penebusan darah AnakNya Yesus Kristus yang telah mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia.

Kita semua yang telah ditebus oleh Yesus Kristus. Dia mengasihi kita dengan kasih KasihNya yang besar, sehingga Ia rela mati bagi kita untuk menebus dosa-dosa kita. “Ketetapan Allah tidak akan berubah” Marilah kita lebih bersemangat lagi untuk bersaksi tentang kebaikan Tuhan di dalam hidup kita. Selalu giat memberitakan Firman Tuhan dengan perkataan dan perbuatan kita. Amin. -MHO-

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement