Minggu I Setelah Ephipanias

KEHENDAK ALLAH
DIGENAPI DI DALAM YESUS
Matius 3: 13-17



8 Januari 2023

Dalam kepercayaan Israel, bila firman Allah tidak terdengar, itu karena Allah tidak membuka komunikasi dengan manusia (lihat 1 Samuel 3:1). Maka perkataan langit terbuka” adalah suatu ungkapan teologis simbolis yang dipakai lebih dari satu kali dalam Alkitab (Yehezkiel 1:1; Wahyu 19:11) untuk menyatakan bahwa Allah sedang membuka komunikasi dengan dunia, menyampaikan wahyu, firman dan kehendak-Nya kepada manusia di bumi, dan hadir di dunia sehingga surga dan bumi dipersatukan kembali. Markus menggambarkanya sebagai “langit terkoyak” (Markus 1:10; bdk. Yesaya 64:1), paralel dengan tuturannya mengenai “tirai Bait Suci” yang koyak terbelah dua dari atas sampai ke bawah (Markus 15:38), sehingga “pemandangan seluruh surga” yang digambar pada tirai besar ini: gambaran surga dan bumi dipersatukan kembali melalui kematian Yesus di kayu salib.

Khotbah ini berisi kisah pendek tentang pembaptisan Yesus oleh Yohanes Pembaptis di sungai Yordan. Pada waktu Yesus sudah dibaptis dan keluar dari air, langit terbuka dan dia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengar suara dari langit yang mengatakan, “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” (ay.17).


M

elakukan kehendak Allah bermula di baptisan. Bukanlah kehendak Yohanes Pembaptis Yesus dibaptis olehnya, melainkan karena Yesus sendiri mau “menggenapkan seluruh kehendak Allah” (ay.15). Yesus tidaklah lebih rendah dari Yohanes Pembaptis meskipun Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis. Selanjutnya ketika Yesus sudah dibaptis: “langit terbuka”, dan “Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas” Yesus, lalu “terdengar suara dari surga”. Melalui peristiwa pembaptisan Yesus, Allah berkehendak membuka kembali komunikasi dengan dunia ini, berfirman dan menyatakan kehadiran-Nya di tengah-tengah umat manusia.

Penulis kitab surat Ibrani mengawali suratnya, “pada zaman akhir ini Allah telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya” (Ibrani 1:2). Kehadiran Allah di tengah umat dinyatakan dengan turunnya “Roh Allah seperti burung merpati ke atas Yesus” yang langsung disusul dengan “suara dari surga” yang menyatakan bahwa Yesus adalah Anak yang Allah kasihi dan yang kepadanya Dia berkenan. (ay.16-17). Turunnya Roh Kudus ke atas Yesus bukan saja menandakan bahwa dia diurapi oleh Roh Allah, menjadi sang Mesias, tetapi juga suatu peristiwa pelantikan Yesus sebagai Anak Allah, sebagai sang Mesias pilihan Allah yang Allah kasihi dan yang kepada-Nya Allah berkenan, yang ditugaskan untuk “menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa” (Yesaya 42:1; bdk. Mazmur 2:1), yakni Taurat yang baru, yaitu seluruh ajaran dan amanat Yesus yang disarikan sebagai Hukum Kasih (Matius 22:37-39). Marilah kita melakukan kehendak Allah, karena di dalam melakukan kehendak Allahlah kita menggenapi segala kebenaran. Amin. Selamat hari Minggu!

– Nikson Simangunsong, S. Th.

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement