DIBERKATILAH YANG DATANG DALAM NAMA TUHAN
Markus 11: 1-11
Pada zaman nabi-nabi ketika bangsa Israel terbuang di Babelonia, nabi Yesaya berseru bahwa bangsa tersebut membutuhkan kehadiran seseorang yang berlidah seorang murid, supaya dengan perkataan dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaran untuk mendengar seperti seorang murid. (Yesaya 50:4-9). Bangsa Israel juga sangat merindukan kepulihan kerajaan Israel raya seperti ketika kepemimpinan Raja Daud. Kerinduan tersebut telah diajarkan dan ditanamkan turun temurun dari generasi ke generasi hingga ke generasi zaman Yesus, disebut pengharapan Mesianik yang mengantar kerajaan Allah, yang penuh damai sejahtera.
Dalam nats kotbah minggu ini, ketika saatnya tiba, bahwa kehadiran seseorang yang berlidah seorang murid, Yesus Mesias akan konfrontasi ke pusat kekuasaan Yahudi, yaitu di Bait Allah di Yerusalem. Orang banyak berharap bahwa inilah saatnya Yesus akan menggenapi apa yang mereka rindukan tersebut, bahwa Yesus akan memulihkan kejayaan bangsa Israel secara politik, yaitu membebaskan bangsa tersebut dari genggaman kekaisaran Romawi. Mereka mengaharapkan, Yesus akan membangun kembali takhta Daud dalam segala kemuliaan masa lalu. (band.Lukas 1:32-33). Sudah menjadi kebiasaan, jika pelantikan/penahbisan seorang raja, maka raja tersebut dielu-elukan dengan umbul-umbul, daun Palm. (band.Zakaria 9: 9). Yesus pun dielu-elukan layaknya seorang raja, dan orang banyak menyerukan Hosianna! Yesus telah terlebih dahulu mempersiapkan sedemikian rupa perjalanannya dan dia butuh kepatuhan para muridnya untuk mempersiapkan protokoler (perjalanan keledai). Dan apa saja yang dianjurkan oleh Tuhan Yesus untuk dilakukan para murid, itu terjadi. Yesus berkata: "Pergilah ke kampung yang di depanmu itu. Pada waktu kamu masuk di situ, kamu akan segera menemukan seekor keledai muda tertambat, yang belum pernah ditunggangi orang. Lepaskan keledai itu dan bawalah ke mari...” (Mrk.11: 2). Adapun missi Yesus menaiki keledai menuju Bait Allah di Yerusalem, jelas berbeda dengan apa yang dipahami oleh orang banyak tersebut yang mensejajarkan Yesus dengan bapak leluhur Israel Daud. Benar, Yesuslah Mesias yang dinantikan itu, tetapi kedatangan Yesus sebagai Mesias bukan melepaskan bangsa Israel dari jajahan kekaisaran Romawi (politik), tetapi melepaskan manusia dari kekuasan dosa.
Para pemimpin politik dalam kampanye politiknya mereka menggunakan kuda (lambang kegagahan) atau mungkin jaman sekarang mengendarai Mercy, BMW, Pajero, Fortuner, Lexus sebagai lambang kemewahan, mengagungkan dirinya. Tetapi Yesus mengenderai seekor keledai betina (lambang kerendahan). Orang-orang yang semula mengatakan “hosianna” kepada Yesus berubah mengatakan “salibkan”! Karena tidak mampu dan tidak mengerti kemesiasan Yesus.
Janganlah kita mengikut Yesus hanya untuk berharap membebaskan kita dari kebebasan politik saja?Yesus adalah Mesias yang membebaskan totalitas kehidupan manusia dari keterasingannya dari Allah. Yesus memulihkan hubungan yang rusak antara manusia dengan Allah karena dosa. Dialah Juru selamat. Hosianna. Amin. Selamat hari Minggu! -NS-
0 Komentar